Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Memakmurkan Masjid
Jumat, 15 Oktober 2021

Khutbah Jumat: Memakmurkan Masjid ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 08 Rabiul awal 1443 H / 15 Oktober 2021 M.

Khutbah Pertama Tentang Memakmurkan Masjid

Betapa agungnya masjid di dalam Islam. Dimana ia adalah bangunan yang sangat dicintai oleh Allah. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ditanya tentang tempat yang paling dicintai oleh Allah di muka bumi ini dan tentang tempat yang paling Allah tidak sukai. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللهِ مَسَاجِدُهَا

“Tempat yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah masjid-masjidnya.” (HR. Muslim)

Dinaungi pada hari kiamat

Subhanallah, saudaraku sekalian.. Mencintai masjid dan menjadikan hati kita terpaut dengan masjid menjadikan kita termasuk orang-orang yang dinaungi oleh Allah pada hari kiamat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ

“Ada 7 orang yang akan Allah berikan naungan pada hari kiamat dimana tidak ada naungan kecuali naungan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Siapa di antara 7 orang itu? Allah mengatakan:

رَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌفي المَسَاجِدِ

“Orang yang hatinya terpaut dengan masjid.” (Muttafaqun ‘alaih)

Subhanallah, orang yang hatinya terpaut dengan masjid, dia mencintai masjid, dia rindu kepada masjid, diberikan oleh Allah pada hari kiamat naungan dimana dihari itu kita sangat membutuhkan naungan Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah Subhanahu wa Ta’ala pun memberikan janji besar bagi mereka yang membangun masjid dengan sebuah rumah di surga. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang membangun masjid, Allah akan bangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga.” (HR. Ahmad)

Dalam satu riwayat yang lain:

ولو كمَفْحَصِ قَطاةٍ

“Walaupun ia membangunnya hanya sebesar sangkar burung saja.” (HR. Ibnu Hibban)

Pasti mendapatkan hidayah

Subhanallah, saudaraku seiman.. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menyaksikan keimanan orang-orang yang senantiasa memakmurkan masjid. Allah beriman:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah tiu hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan kehidupan akhirat, dia benar-benar menjaga shalat dan membayar zakat, dia tidak takut kecuali hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja. Maka semoga mereka termasuk orang-orang yang mendapatkan hidayah.” (QS. At-Taubah[9]: 18)

Kata Ibnu Abbas, kata-kata عسى dalam Al-Qur’an maknanya pasti. Artinya pasti orang yang memakmurkan masjid itu diberikan hidayah hatinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Hidup dan mati dalam keadaan baik

Allah pun menjamin orang yang senantiasa menjalankan kakinya menuju masjid dan dia terus menjaga agar bisa shalat di masjid, bahwa ia akan hidup dalam keadaan baik dan wafat pun dalam keadaan baik. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

“Aku bermimpi tadi malam melihat Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam bentuk yang paling indah. Allah berfirman: ‘Ya Muhammad, tahukah kamu apa yang sedang diperbincangkan oleh para malaikat yang ada di langit sana?’ Rasulullah berkata: ‘Aku tidak tahu Ya Allah.`”

Lalu Allah pun meletakkan tanganNya di antara dua pundaku sehingga aku merasakan dinginnya di antara dua dadaku, sehingga aku pun mengetahui apa yang terjadi di langit dan di bumi. Lalu kemudian Allah berfirman kepadaku tentang apa yang sedang diperbincangkan oleh malaikat yang ada di langit sana:

في الكفارات والدرجات

“Tentang amalan yang bisa menggugurkan dosa dan amalan yang mengangkat derajat.”

Apa itu amalan yang menggugurkan dosa? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مشي الأقدام إلى الجماعات

“Berjalan kaki menuju shalat berjamaah.”

وانتظار الصلاة بعد الصلاة

“Menunggu satu shalat sampai shalat berikutnya di masjid.”

وإسباغ الوضوء في المكروهات

“dan menyempurnakan wudhu saat-saat sulit.”

Lalu Allah berfirman kepada Rasulullah:

صدقت يا محمد ، ومن فعل ذلك عاش بخير ، ومات بخير

“Kamu benar Ya Muhammad. Siapa yang melakukan perbuatan ini, ia akan hidup diatas kebaikan dan ia pun akan meninggal diatas kebaikan.”

Allah menjamin setiap para pecinta masjid yang senantiasa menjalankan kakinya menuju masjid, bahwa ia akan hidup diatas kebaikan dan wafat pun diatas kebaikan.

Subhanallah, adakah keutamaan yang lebih agung dari ini? Semua kita pasti ingin meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Maka para pecinta masjid itu insyaAllah Allah jamin dia untuk wafat di atas kebaikan sebagaimana janji Allah dalam hadits tadi.

Maka jadikanlah hati kita terpaut dengan tempat yang mulia ini. Jangan sampai hati kita lebih terpaut di tempat-tempat yang lainnya, apalagi tempat-tempat yang melalaikan.

Maka orang yang mencintai masjid itu pertanda ia memang beriman kepada Allah dan kehidupan akhirat. Dan orang yang tidak suka masjid itu pertanda dia tidak beriman kepada Allah dan kehidupan akhirat.

Tanda orang yang mencintai masjid

Maka tanda orang yang mencintai masjid adalah ia memakmurkannya. Dan memakmurkan masjid yang paling agung adalah dengan meramaikan shalat berjamaah di dalamnya.

Tanda orang yang mencintai masjid, dia berusaha untuk menjaga masjid agar senantiasa wangi, agar ia senantiasa bersih. Dahulu ada seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang disebut dengan Al-Mujmir (المجمر), yang selalu memberikan wewangian di masjid. Ia adalah yang bernama Abdullah Al-Mujmir dan anaknya yang bernama Nu’aim Al-Mujmir.

Maka dari itulah saudaraku, orang-orang mencintai masjid, hatinya selalu ingin kembali ke masjid. Walaupun badannya di rumah tapi hatinya selalu rindu ingin kembali ke masjid. Ia merasakan kedamaian di masjid, ia merasakan ketenangan di masjid, karena di masjid itulah ia bisa bermunajat kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Subhanallah.. Inilah keutamaan masjid-masjid Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jadilah kita anak-anak masjid, dan jangan sampai kita menjadi anak-anak bioskop ataupun yang lainnya yang melalaikan kita dari mengingat Allah ‘Azza wa Jalla.

Khutbah Kedua Tentang Cara Menghormati Masjid

Sebagai seorang muslim kita wajib menghormati masjid. Karena kita sudah mengetahui bahasanya masjid adalah tempat yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka hormatilah masjid.

Lalu bagaimana menghormati masjid? Yaitu dengan cara:

1. Shalat tahiyatul masjid

Ketika kita masuk masjid, jangan lupa untuk shalat tahiyatul masjid. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ

“Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, jangan duduk sampai ia shalat dua rakaat.” (HR. Bukhari)

Bahkan pernah dalam hadits riwayat Muslim dalam Shahihnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang khutbah jumat, lalu ada seorang laki-laki yang bernama Sulaik AlGhathafani masuk ke masjid dan langsung duduk. Kemudian Rasulullah menegur dan berkata:

أُصلي ركعتين

“Apakah kamu sudah shalat 2 rakaat?”

Kata sahabat ini: “Belum Wahai Rasulullah…” Lalu kata Rasulullah:

قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ ، وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا

“Bangun kamu, shalat dua rakaat dan ringankan shalatmu.” (HR. Muslim)

Padahal mendengarkan Khutbah Jumat wajib, saudaraku.. Tapi ternyata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menegur seorang laki-laki masuk masjid tidak shalat tahiyat masjid. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan di antara tanda hari kiamat,

وأنْ تُتَّخَذَ المساجدُ طرُقًا

“Masjid hanya dijadikan untuk tempat lalu-lalang saja (dimana orangnya tidak shalat tahiyat masjid).”

Subhanallah, saudaraku sekalian.. Ini penghormatan yang teragung terhadap masjid. Yaitu kita ketika masuk masjid, jangan lupa untuk shalat tahiyatul masjid.

2. Jangan mengangkat suara di masjid

Mengangkat suara di masjid itu dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إيّاكم وهيشات الأسواق في المساجد

“Jauhilah oleh kalian suara-suara gaduh di masjid.” (HR. Muslim)

Itu menunjukkan haram hukumnya. Bahkan di zaman ‘Umar bin Khattab ada dua orang yang sedang ngobrol dan mereka meninggikan suaranya. Maka ‘Umar melempar mereka berdua dengan kerikil. Lalu kemudian ‘Umar memarahi dan berkata: “Dari mana kalian berasal?”

Mereka berdua berkata: “Kami dari Thaif.” Kata ‘Umar: “Kalau kamu penduduk kota Madinah, aku akan pukul kamu. Apa kamu tidak tahu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam Sallam melarang untuk mengangkat suara di masjid?”

Mengangkat suara di masjid dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Bagaimana dengan keributan-keributan, terkadang anak-anak kecil mengangkat suara, menjerit-jerit dan yang lainnya. Itu perkara yang dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

3. Membersihkan dan mensucikan masjid

Di antara bentuk penghormatan kepada masjid, yaitu kita senantiasa membersihkan dan mensucikannya. Kita dianjurkan untuk membersihkan, bahkan kotoran sangat kecil yang kita lihat. Kita sangat dianjurkan untuk membersihkannya.

4. Mencintai orang-orang yang memakmurkan masjid

Kita berusaha mencintainya dan mencintai orang-orang yang mencintai masjid. Karena sesungguhnya itu adalah merupakan kemuliaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Download mp3 Khutbah Jumat Senantiasa Menjaga Niat

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Khutbah Jumat: Memakmurkan Masjid” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50887-khutbah-jumat-memakmurkan-masjid/